Sabtu, 05 Mei 2012

Teenage Dream (Part 1 By : Afriella)

Capcuuuuusss aja deh ;) Oke oke oke? xP
***

Fasya. Gadis umur 12 tahun itu duduk di pinggir jendela. Menatap langit penuh bintang seraya mendengarkan music yang mengalun pelan lewat radio kecilnya. Kepalanya bersandar. Ia memikirkan sahabatnya dulu, Desti. Sudah lama Fasya tak bertemu dengannya.
          Setelah Desti pindah sekolah saat kelas 4, Fasya menjadi pendiam. Ia merindukan sahabatnya. Saat-saat mereka bermain, memancing, dan mengerjakan PR Bersama, masih diingat betul oleh Fasya. Ia tidak bisa mengubungi Desti. Ia pindah ke Amerika karena Ibunya ada urusan pekerjaan yang diharuskan pindah ke Amerika.
          Fasya tersenyum kecil mengingat saat mereka bolos sekolah karena ada bazaar besar di tengah kota. Mereka akhirnya ketahuan oleh seorang orang tua murid teman sekelas mereka.
          Sebentar lagi, Desti pulang. Desti berjanji, saat kenaikan SMP, Ia akan berpulang ke Indonesia. Karena tugas Ibunya sudah pasti selesai. Mereka akan bersekolah di SMP Negeri 2 Jakarta. Sekolah negeri Favorit yang cocok untuk Fasya dan Desti. Mereka pintar.
          "Fasya, Sayang. Makan malam dulu!" Teriak Mama dari bawah. Aku mendengarnya dan berjalan pelan kebawah. Santai dan tidak terburu-buru. Dibawah, Sudah ada Mama, Papa, dan Fesya, adik Fasya.
          "Lah, Kak Feza belum pulang?" Tanya Fasya cemberut. Fesya hanya mengangguk sambil melahap makanannya.
          "Dia ada tugas yang harus dikerjakan bersama-sama dirumah Boni, Temannya," Terang Mama lembut. Fasya hanya tercengang.
          "Boni?" Ulang Fasya sekali lagi.
          "Iya, kenapa? Fasya kenal?" Tanya Mama penasaran.
          "Enggak," Jawab Fasya. "Cuma.. Pernah denger aja sih, Ma,".
          "Pasti-lah pernah denger kak. Dia tuh lulusan sekolah kita. Katanya dia tuh terkenal banget. Baik plus Pintar." Jelas Fesya blak-blakkan. Sedikit terbata karena Si Boni itu bersekolah di SMP Negeri 2.
          "Aduh, anak mama satu ini hafal banget asal-usul si Boni itu. Ada apa Fesya?" Tanya Mama penuh selidik, tapi bercanda.
          "Ah, Come on Mom! Dia kan terkenal. Cewek-Cewek kelas 5B Sekarang aja pada mimpi tentang dia. Haha," Canda Fesya sambil berdiri.
          "Kalo kak Feza belum pulang, aku enggak mau makan," Kata Fasya kekanak-kanakkan.
          "Fasya jangan gitu dong. Kak Feza janji bakal pulang jam 7 Nanti. Paling 15 menit lagi," Sekarang, Papa angkat bicara. Nadanya agak tinggi karena kesal. Sikap Fesya selalu saja begini.
          "Ya udah tunggu 15 menit lagi aja!" Ujar Fasya santai sambil duduk di sofa ruang keluarga. Papa dan Mama hanya menggelengkan kepala.
          "Sebaiknya Kak Fasya bersiap untuk besok." Saran Fesya tenang. Justru aku yang kaget. Aku baru saja ingat.
          "Adu du duhh.. Aku lupa! Besok kan sudah masuk SMP!" Papar Fasya panik. Fesya hanya diam. Sikapnya polos dan tenang sekali. Dewasa.
          "Kak, Jangan heboh begitu," Kata Fesya sambil memegang tangan Fasya.
          "Aduuhh, Fesya perhatian sekali," Puji Fasya sambil tersenyum hambar.
          "Bukan begitu," Fesya melanjutkan, "Soalnya, suara TVnya enggak kedengeran kak,".
          Gubrak.
          "Udahlah, aku siap-siap dulu aja," Kata Fasya sambil beranjak Malas.
          "Ingat aja, besok Kak Desti balik. Pasti semangat dan gak sabar besok," Ujar Fesya sambil berlalu. Aku bergidik.
          "Fesya benar benar misterius. Bisa tau pikiran dan kejadian yang aku alami sendiri. Jangan-Jangan, dia penyihir?" Gumam Fasya sambil berlari keatas.
***
          "Oke, Apa yang kita punya disini?" Gumam Fasya pada diri sendiri sambil mengambil Tas Abu-Abu dari sebelah meja.
          "Kalau Alat tulis udah ada, Baju lengkap, uang juga udah, apa yang kurang?" Tanya Fasya pada diri sendiri.
          "Enggak ada, Cukup itu aja buat anak SMP Kayak kamu, Fas," Suara sesorang mengagetkan Fasya. Ia melihat kearah pintu dengan cepat.
          "Kak Fezaaaaaaaa!" Teriak Fasya sambil memeluk Kak Feza. Kak Feza tersenyum kecil, lalu tertawa.
          "Kamu kangen sama aku ya, Fas? Ahahaha," Tanya Kak Faza menahan tawanya.
          "Kalo iya, kenapa kak? Hheehhe," Tawa Fasya geli sambil menatap kakaknya. "Kakak jauh berbeda sekarang,".
          "Tambah ganteng kan? Hahahahahahaha,".
          "Gak Ganteng, menurutku malah tambah jelek kak," Ejek Fasya polos tak berdosa sama sekali.
          "Eung, Fas. Makan yuk. Perut kakak udah nangis," Canda Kak Faza lagi. Fasya hanya mengiyakan sambil tertawa.
          Sambil berjalan, mereka bercerita. Kata Kak Feza, Mereka membuat rancangan denah rumah untuk tugas SBK. Ia sekelompok dengan Boni, Roy, dan tentu saja Sahabat baiknya, Steven. Mereka berkali-kali salah membuat denah, dan selalu merobek kertasnya. Fasya berpikir, untuk apa menceritakannya, karena itu sama sekali tidak penting untuk diketahui. Tapi dia menurut saja. Respon-nya hanya tersenyum manis sambil membenarkan poni-nya.
          Di ruang makan, Papa masih terduduk. Mama mencuci piring.
          "Wah, Makanannya bener-bener istimewa," Kata Kak Feza pelan.
          "Siapa dulu yang bikiiiinnn," Kata Fasya PD.
          "Kamu yang bikin Fas?"
          "Bukan. Tapi Mama. Maksudnya, Aku Bikin Makanannya abis! Hehehe," Canda Fasya lucu.
***
          Jam beker Fasya berbunyi tepat pada pukul 05.00. Fasya merenggangkan badannya pelan. Lalu menguap, dan mengusap mata.
Fasya ingat hari ini, ia harus sekolah. Tapi ia malas. Ia kembali menarik selimut. Sampai ia kaget, seseorang memanggilnya.
          "Bangun, Pemalas," Seru Kak Kak Feza keras. Fasya menutup telinga.
          "Hari pertama kau SMP, Nak!" Teriak Kak Feza lagi seolah ia seorang guru. Fasya menyerah. Ia bangun dengan mata tertutup.
          "Desti pulang hari ini kan?" Tanya Kak Feza tiba-tiba. Fasya tersentak. Matanya membulat. Badannya langsung segar seketika.

* TO BE CONTINUED *
Maaf nggantung ._.v Terpaksa (?) =A= 
Jelek yah? Iyaaaaaaaahh~! Huahahahahahaha! Emangnya aku Author PRO Apa, kamu suruh suruh buat cerita bagus?! #SiapaYangNyuruhMbakBon?
Comment oke *peace

Tidak ada komentar:

Posting Komentar