Jumat, 06 Juli 2012

Si Meong (Cerpen Abal)


Hari ini sangat menyenangkan, meski udara panas sangat menyengat, matahari seakan-akan ingin menunjukan kekuasaannya sebagai pusat alam semesta. panaaas sekali! tetapi aku gembira karena siang itu ayahku pulang dan membelikan aku seekor kucing.
Kucing Putih belang coklat, imut sekali, aku memberi nama si Meong. Meong baru berusia 1.5 bulan. Mungkin karena iba melihat wajah si meong yang memang kelihatan sedih dan tak berdosa, atau karena ingat anakknya yang terlalu imut sehingga ingin memberi kejutan buat anak tercinta dirumah? Hehehe.. aku tidak tahu, yang jelas aku sangat senang sekali, sekarang aku punya teman, si meong. si meong aku beri kalung tali yang ada lonceng kecilnya, jadi kalau berlari, pasti ada bunyinya, hehe.
Meski masih kecil, meong aktif sekali, berlari kesana kemari, melompat, berguling, dan meong suka sekali bermanja-manja kepadaku. Setiap hari aku memberi minum susu dan memberi makan nasi dengan lauk ikan asin atau kadang serpihan telur, soalnya kalau aku memberi makan sebutir telur, ibu pasti akan marah dan  mengomel karena harga telur mahal..he.. he.. he..
Seusai mandi, aku duduk di teras depan, sepi rumahku karena ayah, ibu dan adikku pergi ke tempat nenek, aku memang sengaja tidak mau ikut karena capek seusai membersihkan kamar seharian.
Menjelang maghrib, aku menyalakan lampu, menutup pintu , kemudian duduk di depan TV sembari melihat acara kesukaanku. Karena asyik menonton TV, aku lupa akan si meong.
Samar samar aku mendengar suara lonceng kecil dari kalung si  meong dari arah dapur, kupanggil si meong supaya mendekat, akan tetapi tidak juga meong mendekat, akhirnya dengan agak malas, aku berjalan menuju dapur untuk melihat dan menggendong si meong, aku ingin agar meong duduk di sebelahku sembari melihat acara kesukaanku.
Tiba-tiba lampu padam. 'Bagus sekali. Klop Sudah.' begitu batinku sembari menggerutu.
Kakiku yang semula berjalan kearah dapur, harus belok sebentar ke ruang tengah untuk mengambil lilin dan korek.
Ketika aku berusaha menyalakan korek, klinting.. klinting dan si meong sudah berdiri disebelahku sembari bergelayut manja ke kakiku.. hehehe.. aku jadi geli. dengan agak meraba-raba, aku berjongkok dan mengelus elus bulu si meong.. mungkin dia takut gelap juga seperti aku.
Kuelus si meong beberapa kali, kemudian aku berdiri lagi untuk menyalakan korek, aha. akhirnya korek menyala dan kunyalakan lilin segera.
Jadi lumayan terang sekarang, tapi dimana si meong? ah..pasti dia ke dapur lagi untuk berburu tikus. memang akhir-akhir ini kata ibuku, banyak tikus kecil di dapur karena memang ada lubang di tembok atas rumah yang menyambung menjadi satu dengan tembok tetangga belakang.
Tiba-tiba, lampu menyala, Alhamdullilah, aku senang sekali, segera aku matikan lilin dan langsung berlari kecil ke depan TV, takut kalau acara Kesukaanku selesai.
Belum lama aku duduk, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu depan yang lumayan keras, dengan perasaan jengkel karena acara nonton TV terganggu lagi, aku melihat dari kaca jendela sebelum membuka pintu.
Oh ternyata mbak sari, tetanggaku. kenapa dia terlihat panik?
"Iya mbak Sari, ada apa ya? kok kelihatan bingung?" kataku sembari membuka pintu.
"Dik.. maaf sebelumnya… si meong… si meong…" kata Mbak Sari dengan terbata-bata.
"Iya ..meong kenapa mbak?" Ulangku bingung.
"Barusan tante Tuti kerumahku, dan beliau bercerita kalau tadi sore, ketika pulang kerja, beliau menabrak kucing, kucing itu berlari sambil mengejar tikus melintas jalan, dan kalau dilihat dari ciri-cirinya, kok mirip si meong kucingmu, karena penasaran aku aku bersama tante Tuti menuju tempat kucing itu tertabrak. dan memang benar itu si Meong " kata mbak sari sambil terengah-engah karena terlalu cepat bercerita.
Aku tertawa. "Tidak mungkin mbak, tadi meong di dapur kok, tadi aku habis bermain dengannya saat lampu baru saja mati,".
Mbak sari terheran dan langsung menarik tanganku untuk melihat kucing yang tertabrak, yang memang sengaja dibiarkan tante Tuti dulu karena menunggu suaminya pulang untuk mengambil kucing itu dan menguburnya besok.
Aku menutup pintu dan menguncinya, bersama mbak sari, aku ke tempat dimana kucing itu tergeletak. dari jarak 1 meter kearah kucing tergeletak, hatiku berdegup kencang, karena dari sosoknya memang mirip sekali dengan meong.
Tak ayal lagi, aku semakin gugup, karena begitu mendekat, Ya, itu memang si Meong  yang sudah terbujur kaku dengan kalung lonceng di lehernya. Lalu? Tadi siapa atau Apa yang  bergelayut dikakiku? 


- Afriella

Senin, 07 Mei 2012

CuHat Ala Munafriella ._.

Hai -_- Disini Afriella ._. Mau Galau + Curhat dulu ok? :) #Gak.
Aku mau cerita tentang.. Nah pokoknya dibaca dulu T-T #Ngenes.


Akhir-Akhir ini, nasib Aku sama Muna sama ´∀`
Kita kan anak eSDe nih ;) Pasti udah ada cinta monyet dong! Yak~! =A=
Temen aku aja ada yang mimpi nikah sama Guru -__- Namanya *pppiiipp* ._.v 
Temen FB Sih :o
Tapi beneran ngenes amat tuh anak -_- Suka sama guru ._. 
Aku maklumin sih :o ahahah~
Back To Topic. Nah, Orang yang Aku suka itu kan punya FB 
(Kalo enggak punya, NDESO, KAMSEUPAY =A=).
Aku add sekitarr.. Sabtu lalu ._. 
Nah, diconfirmnya sekitar Minggu atau tadi pagi gitu aku lupa =A= Aku langsung
Jingkrak-jingkrak. sampe mama ngelihat aku. pasti mama mikirnya :
"Anak MKKB. Kurang main trampolin,".
Muna juga begitu Katanya, pas udah diconfrim sama orang yang dia suka, dia jingkrak-jingkrak.
Nah, kita ini memang sehati :') #BUAGH!. Padahal ya, orang yang kita suka itu SAMASEKALI ENGGAK
KENAL KITA! -_- Hoyaaaaa~ NGENES. Tapi kita hargai itu (?). Habis mukanya sama-sama ganteng sih. awkwkwkwkwkwkwkwkkk~ xD
Kukasih fotonya enggak ya? Ah enggak usah :p Entar kalian ikut cinta lagi? #HE?!.
Sekian. Maaf GaJe. Blog kita juga :P awkwkwkwkk~ 


Salam Yang Manis Dari Orang Yang Paling Manis,
Afriella - Muna MUNAFRIELLA.

Sabtu, 05 Mei 2012

Teenage Dream (Part 2 By : Afriella)


I'm back :* Capcuuuss
***
"Desti.." Fasya bergumam sebentar. Lalu berlari ke kamar mandi. Kak Feza hanya tersenyum melihatnya.
          Fasya mandi secepatnya, Tetapi bersih. Lalu Sarapan dengan lahap dan bersemangat. Mama yang melihatnya heran. Fasya yang biasanya Malas dan tidak terburu-buru, sekarang berubah 180 Derajat. Fasya hanya tersenyum saat ditanya.
          "Fasya, sabar. Ini masih jam enam lebih lima!" Ujar Papa melihat Fasya yang menarik-narik tangannya. Ingin cepat-cepat berangkat kesekolah.
          "Pa! Aku ini anak baru disana nanti! Apa kata yang lain, kalau anak baru terlambat? Biasanya, saat memasuki Tahun Ajaran baru, kan harus menyesuaikan diri dulu disekolahnya! Aduh Pa, ayolah. Papa gak ngerti remaja ya? Gimana kalau masuknya lebih pagi dari biasanya? Gimana kalau aku dimarahin?" Omel Fasya mengada-ada. Papa hanya menggeleng-geleng.
          "Eung, Pa. Berangkat sekarang saja ya? Aku ada latihan basket dan harus berangkat lebih pagi." Kata Kak Feza sambil menatap wajah Fasya. Papa menghela nafas. Lalu mengangguk.
          "Aku ikut sekalian ya? Kan satu sekolah! Ribet nanti kalau bolak-balik," Kata Fasya beralasan. Papa hanya mengangguk.
          Fasya menggandeng tangan Kak Feza. Mereka berjalan kearah mobil Papa didepan. Udara pagi ini masik sejuk. Angin masih berhembus agak kencang. Karena kedinginan, Fasya dan Kak Feza cepat-cepat masuk ke mobil.
          Di perjalanan, Lagu mengalun pelan. Kak Feza bercerita tentang SMP Negeri 2. Disana terdapat banyak sekali Ekstrakulikuler. Mulai dari Basket sampai Drum. Fasya berniat mengikuti Sepak Bola karena ia sangat menyukainya.
          "Nah, Kita sampai." Kata Ayah seraya tersenyum. Aku dan Kak Feza membalasnya.
          Kami turun. Aku terpana melihat sekolah itu. Besar sekali. Warnya Cokelat Tua dan Cokelat Muda. Lapangannya yang luas menambah kesan damai. Sekolah itu ada di Jalan Budi Utomo, Jakarta.
          "Fas, Ayo masuk," Kak Feza menggandeng tangan Fasya. Fasya mengiyakan.
          Didalam masih sepi. Hanya ada beberapa anak bermain basket. Kak Feza berpesan, "Fas, Kelasmu di 7B. Itu ada di sebelah 7A Pojok sana. Nah, jaga dirimu baik-baik. Kakak mau latihan basket dulu oke? Bye," Kak Feza bergabung bersama teman-temannya.
          Fasya memandang sekolah itu sekali lagi. Lalu melihat Kak Feza yang bermain. Fasya tersenyum kecil. Rambutnya berkibas diterpa angin.
          Ia berlari kekelasnya. Pintunya terbuka. Didalam, hanya ada 4 anak yang menyebar. Fasya berpikir, apakah mereka juga anak baru? Kenapa mereka berpencar seperti itu?
          Fasya juga memutuskan untuk memisahkan diri dari yang lain. Ia meletakkan tasnya di kursi paling depan dan paling pojok. Ia malihat seorang anak perempuan yang terduduk di kursi belakang. Fasya terdiam.
          Lalu melihat seorang laki-laki yang sedang membersihkan kelas. Fasya bertekad menyapanya. Tetapi Ia tidak berani. Laki-laki itu melihat Fasya, lalu tersenyum. Rambut hitam kecokelatannya terlihat berkilau. Fasya kaget. Ia pikir, Ia tak akan dapat sambutan hangat seperti itu.
          Fasya membalas dengan senyum manisnya, Seraya melambai-lambai. Laki-laki itu tersenyum lagi, lalu kembali membersihkan kelas.
          Fasya terdiam. Ia mendekati laki-laki itu. Tentu saja, Laki-laki itu kaget melihat Fasya mendekatinya. Fasya menyapanya.
          "Hai," Kata Fasya pendek.
          "Ahaha, Iya, Hai," Balas laki-laki itu tertawa.
          "Kenalin ya, Aku Fasya. Anak baru." Fasya mengulurkan tangannya. Laki-laki itu menyalami Fasya.
          "Demian. Anak lama. Hehehe," Laki-laki itu--Demian--memperkenalkan diri dengan sopan.
          "Salam kenal ya, Demian," Kata Fasya tersenyum hangat.
          "Kamu teman pertamaku disini," Lanjut Fasya sambil membenarkan poninya.
          "Enggak masalah. Nah, kamu isi buku absen itu ya. Setiap pagi, murid-murid harus mengisinya." Perintah Demian seraya menunjuk buku tebal warna biru tua yang berada di meja guru. Sebauh Bolpoin sudah bertengger di sebelahnya.
          "Eung, Oke." Kata Fasya berjalan kearah buku itu. Ia mencari namanya. Lalu menchecklist di sebelah namanya.
          Ia mencari nama Desti. Desti.. Desti.. Ini dia! Desti sekelas dengan Fasya. Fasya senang sekali. Desti Verania Fransiska. Terpapang jelas nama Desti disana. Fasya masih ingat betul nama lengkap Desti.
          "Udah Fas?" Tanya Demian menghampiri Fasya. Fasya mengangguk.
          Beberapa anak datang. Enam perempuan yang feminism masuk. Sepertinya, mereka bersahabat. Perempuan paling depan melihat Demian, lalu tersenyum. Lalu melihat Fasya, raut wajahnya berubah. Kesal tepatnya.
          "Demian, Itu siapa?" Tanya perempaun itu angkuh.
          "Fasya." Jawab Demian pendek. Malas bertanggapan dengan perempuan itu.
          "Anak baru ya?" Tanya perempaun itu lagi. Memandang Fasya dari bawah keatas.
          "Kamu kan bisa lihat sendiri, Amel," Kata Demian berlalu.
          "Jangan macam-macam disini. Apalagi macam-macam sama aku. Dasar anak kecil," Kata perempuan itu--Amel--sok.
          "Oh ya? Buktinya kamu lebih kecil daripada aku," Sahut Fasya jengkel. Ia memang lebih tinggi daripada Amel.
          "Terserah masalah tinggi badan! Yang penting aku lebih dewasa daripada kamu, Fasya," Bentak Amel sambil menekankan suaranya di kata-kata 'Fasya'.
          Fasya mengangkat alis tidak mengerti.

* TO BE CONTINUED *
Akhirnyaaaa~ Hoammhhh -O-
Aku yakin ini lebih jelek daripada yang sebelumnya ._. Maafin aku readers! #EmangAdaYangBaca?
Have Fun and Comment ;)

Teenage Dream (Part 1 By : Afriella)

Capcuuuuusss aja deh ;) Oke oke oke? xP
***

Fasya. Gadis umur 12 tahun itu duduk di pinggir jendela. Menatap langit penuh bintang seraya mendengarkan music yang mengalun pelan lewat radio kecilnya. Kepalanya bersandar. Ia memikirkan sahabatnya dulu, Desti. Sudah lama Fasya tak bertemu dengannya.
          Setelah Desti pindah sekolah saat kelas 4, Fasya menjadi pendiam. Ia merindukan sahabatnya. Saat-saat mereka bermain, memancing, dan mengerjakan PR Bersama, masih diingat betul oleh Fasya. Ia tidak bisa mengubungi Desti. Ia pindah ke Amerika karena Ibunya ada urusan pekerjaan yang diharuskan pindah ke Amerika.
          Fasya tersenyum kecil mengingat saat mereka bolos sekolah karena ada bazaar besar di tengah kota. Mereka akhirnya ketahuan oleh seorang orang tua murid teman sekelas mereka.
          Sebentar lagi, Desti pulang. Desti berjanji, saat kenaikan SMP, Ia akan berpulang ke Indonesia. Karena tugas Ibunya sudah pasti selesai. Mereka akan bersekolah di SMP Negeri 2 Jakarta. Sekolah negeri Favorit yang cocok untuk Fasya dan Desti. Mereka pintar.
          "Fasya, Sayang. Makan malam dulu!" Teriak Mama dari bawah. Aku mendengarnya dan berjalan pelan kebawah. Santai dan tidak terburu-buru. Dibawah, Sudah ada Mama, Papa, dan Fesya, adik Fasya.
          "Lah, Kak Feza belum pulang?" Tanya Fasya cemberut. Fesya hanya mengangguk sambil melahap makanannya.
          "Dia ada tugas yang harus dikerjakan bersama-sama dirumah Boni, Temannya," Terang Mama lembut. Fasya hanya tercengang.
          "Boni?" Ulang Fasya sekali lagi.
          "Iya, kenapa? Fasya kenal?" Tanya Mama penasaran.
          "Enggak," Jawab Fasya. "Cuma.. Pernah denger aja sih, Ma,".
          "Pasti-lah pernah denger kak. Dia tuh lulusan sekolah kita. Katanya dia tuh terkenal banget. Baik plus Pintar." Jelas Fesya blak-blakkan. Sedikit terbata karena Si Boni itu bersekolah di SMP Negeri 2.
          "Aduh, anak mama satu ini hafal banget asal-usul si Boni itu. Ada apa Fesya?" Tanya Mama penuh selidik, tapi bercanda.
          "Ah, Come on Mom! Dia kan terkenal. Cewek-Cewek kelas 5B Sekarang aja pada mimpi tentang dia. Haha," Canda Fesya sambil berdiri.
          "Kalo kak Feza belum pulang, aku enggak mau makan," Kata Fasya kekanak-kanakkan.
          "Fasya jangan gitu dong. Kak Feza janji bakal pulang jam 7 Nanti. Paling 15 menit lagi," Sekarang, Papa angkat bicara. Nadanya agak tinggi karena kesal. Sikap Fesya selalu saja begini.
          "Ya udah tunggu 15 menit lagi aja!" Ujar Fasya santai sambil duduk di sofa ruang keluarga. Papa dan Mama hanya menggelengkan kepala.
          "Sebaiknya Kak Fasya bersiap untuk besok." Saran Fesya tenang. Justru aku yang kaget. Aku baru saja ingat.
          "Adu du duhh.. Aku lupa! Besok kan sudah masuk SMP!" Papar Fasya panik. Fesya hanya diam. Sikapnya polos dan tenang sekali. Dewasa.
          "Kak, Jangan heboh begitu," Kata Fesya sambil memegang tangan Fasya.
          "Aduuhh, Fesya perhatian sekali," Puji Fasya sambil tersenyum hambar.
          "Bukan begitu," Fesya melanjutkan, "Soalnya, suara TVnya enggak kedengeran kak,".
          Gubrak.
          "Udahlah, aku siap-siap dulu aja," Kata Fasya sambil beranjak Malas.
          "Ingat aja, besok Kak Desti balik. Pasti semangat dan gak sabar besok," Ujar Fesya sambil berlalu. Aku bergidik.
          "Fesya benar benar misterius. Bisa tau pikiran dan kejadian yang aku alami sendiri. Jangan-Jangan, dia penyihir?" Gumam Fasya sambil berlari keatas.
***
          "Oke, Apa yang kita punya disini?" Gumam Fasya pada diri sendiri sambil mengambil Tas Abu-Abu dari sebelah meja.
          "Kalau Alat tulis udah ada, Baju lengkap, uang juga udah, apa yang kurang?" Tanya Fasya pada diri sendiri.
          "Enggak ada, Cukup itu aja buat anak SMP Kayak kamu, Fas," Suara sesorang mengagetkan Fasya. Ia melihat kearah pintu dengan cepat.
          "Kak Fezaaaaaaaa!" Teriak Fasya sambil memeluk Kak Feza. Kak Feza tersenyum kecil, lalu tertawa.
          "Kamu kangen sama aku ya, Fas? Ahahaha," Tanya Kak Faza menahan tawanya.
          "Kalo iya, kenapa kak? Hheehhe," Tawa Fasya geli sambil menatap kakaknya. "Kakak jauh berbeda sekarang,".
          "Tambah ganteng kan? Hahahahahahaha,".
          "Gak Ganteng, menurutku malah tambah jelek kak," Ejek Fasya polos tak berdosa sama sekali.
          "Eung, Fas. Makan yuk. Perut kakak udah nangis," Canda Kak Faza lagi. Fasya hanya mengiyakan sambil tertawa.
          Sambil berjalan, mereka bercerita. Kata Kak Feza, Mereka membuat rancangan denah rumah untuk tugas SBK. Ia sekelompok dengan Boni, Roy, dan tentu saja Sahabat baiknya, Steven. Mereka berkali-kali salah membuat denah, dan selalu merobek kertasnya. Fasya berpikir, untuk apa menceritakannya, karena itu sama sekali tidak penting untuk diketahui. Tapi dia menurut saja. Respon-nya hanya tersenyum manis sambil membenarkan poni-nya.
          Di ruang makan, Papa masih terduduk. Mama mencuci piring.
          "Wah, Makanannya bener-bener istimewa," Kata Kak Feza pelan.
          "Siapa dulu yang bikiiiinnn," Kata Fasya PD.
          "Kamu yang bikin Fas?"
          "Bukan. Tapi Mama. Maksudnya, Aku Bikin Makanannya abis! Hehehe," Canda Fasya lucu.
***
          Jam beker Fasya berbunyi tepat pada pukul 05.00. Fasya merenggangkan badannya pelan. Lalu menguap, dan mengusap mata.
Fasya ingat hari ini, ia harus sekolah. Tapi ia malas. Ia kembali menarik selimut. Sampai ia kaget, seseorang memanggilnya.
          "Bangun, Pemalas," Seru Kak Kak Feza keras. Fasya menutup telinga.
          "Hari pertama kau SMP, Nak!" Teriak Kak Feza lagi seolah ia seorang guru. Fasya menyerah. Ia bangun dengan mata tertutup.
          "Desti pulang hari ini kan?" Tanya Kak Feza tiba-tiba. Fasya tersentak. Matanya membulat. Badannya langsung segar seketika.

* TO BE CONTINUED *
Maaf nggantung ._.v Terpaksa (?) =A= 
Jelek yah? Iyaaaaaaaahh~! Huahahahahahaha! Emangnya aku Author PRO Apa, kamu suruh suruh buat cerita bagus?! #SiapaYangNyuruhMbakBon?
Comment oke *peace

Cerita Lucu 2012 Update ._.

Reshare :) Have Fun. dan semoga semakin gila :p


3 Orang tengah terdiam menikmati kehangatan sauna, yaitu orang dari Amerika, Jepang dan Indonesia. Keheningan didalam ruangan sauna dipecahkan oleh bunyi, ..bip,...bip,....bip... Orang Amerika membuka telapak tangan kirinya, dan membaca tulisan yang tertulis ditelapak tangannya itu. Dua rekan se 'sauna' nya dengan kagum melihat tulisan yang muncul ditelapak tangan orang Amerika tersebut.
"Oh, telapak tangan saya telah ditanamkan chips, saya dapat langsung menerima pesan SMS tanpa alat , SMS nya langung tampil ditelapak tangan saya,..." ujar si Amerika ketika melihat kedua rekannya bengong.
Sesaat kemudian terdengar dering telepon, orang Jepang mengangkat tangan kanannya, jempol didekatkan ke telinga sedangkan jari kelingking kebibirnya, "Oh maaf, saya terima telepon dulu, tangan saya sudah berisi chips, saya dapat menerima dan berbicara melalui 2 jari saya tanpa menggunakan HP" kata si Jepang.
Melihat semua itu, orang Indonesia mulai gugup, Apa yang bisa saya tunjukkan untuk mengalahkan orang orang ini? pikirnya. Karena stress, keinginannya untuk buang air besar tidak tertahankan lagi.
Usai buang air, dia kembali lagi ke ruang sauna, tetapi karena tidak biasa membasuh bokongnya dengan kertas toilet, seuntai kertas toilet masih berjuntai di belahan bokongnya.
Dengan keheranan orang Jepang dan orang Amerika menunjuk ke untaian kertas 'sisa' tsb dan berkata: "Kertas apa itu yang tergantung dibokong anda...?"
"Oh maaf, saya baru terima Fax.." jawab orang Indonesia tersebut.
***
Suatu hari dalam hutan rimba.
Monyet: "Tarzan..., kenapa sih engkau saja yang pakai celana? Kami semua tak pakai. Ada rahasia apa sih?"
Tarzan: "Nggak ada rahasia²an!"
Monyet: "Kita kan berkawan baik. Masak sama kita saja ada rahasia?"
Tarzan: "Aku bilang nggak ada..., ya nggak ada!"
Monyet sungguh enggak puas dengan jawaban Tarzan. Jadi dia pun ajak kawan² dia ke pondok Tarzan dan mengintai untuk mencari rahasia Tarzan.
Seperti biasa, sebelum mandi Tarzan mesti buka celananya (itulah satu²nya celana dia). Begitu lihat Tarzan yang bugil monyet² pun ketawa sampai sakit perut. Monyet berkata, "Pantesan saja dia pakai celana. Rupanya dia malu, sebab ekor dia ada di depan, pendek dan buntet lagi!!!"
***
WIKIPEDIA : Aku tau semuanya.
FACEBOOK : Aku kenal dengan semua orang.
GOOGLE : Aku punya semuanya.
MOZILA : Tanpa aku kalian tidak bisa di akses.
EXPLORER : Kan gue masih ada.
MOZILA : Apaan sih lo, ganggu acara orang aja!
EXPLORER : Lo sih, ngaku-ngaku cuma ada lo sendiri!
INTERNET : Udah-udah! Jangan banyak bacot lo semua, kalo gak ada gue kalian semua gak bakalan ada!
FACEBOOK : Huuu, yang paling sering dikunjungi kan gue, jadi gue yang terbaik.
YAHOO : Facebook, Inget, tanpa gue lo gak bisa buat Email!
GOOGLE : Yahoo, Gue juga bisa buat Email.
INTERNET : zzz... Udah tau gue yg paling hebat :p
KOMPUTER : Gua Paling dewa di sini.
PLN : Bacot lo semua! Gua matiin nih listriknya!
GENSET : tenang aja kan masih ada saya
PLN : diem lu
PERTAMINA : awas kalian semua, saya stop pasokan BBM baru tau rasa lo
SOLAR CELL : tenang kan selama masih ada saya semuanya aman
Matahari : Ettt Gk gw sinarin diem lo
Air, Batubara, Petir dll : MASIH ADA GUA !!!
Bumi : Lo klo gk ada gw pasti gk bakal ada
jagat raya: lo semua kalo gak ada gwe pasti kalian gak bakalan ada....
Tuhan: tanpa saya kalian semua tidak pernah ada
***
Suatu hari di salah satu ruangan di gedung MPR/DPR. Seorang anggota dewan yang baru diangkat, tampak masih canggung, lugu dan serba kikuk.
Rupanya dia wakil dari daerah dan belum pernah bekerja atau punya ruangan yang megah. Beberapa saat kemudian, ada yang mengetuk pintu ruangannya.
Setelah dibuka, berdiri dihadapannya 2 orang dengan kopor besar dan segulungan kabel. "Wah..., ini pasti wartawan TV yg mau mewawancarai aku...", pikirnya dalam hati.
Agar tampak berwibawa dan membela rakyat, sambil melihat jam dan mengangkat telepon dia berkata: "Maaf tunggu sebentar, saat ini saya harus menghubungi ketua fraksi untuk melaporkan hasil-hasil sidang hari ini..."
Kemudian selama beberapa puluh menit dia menelpon dan terlibat pembicaraan tingkat tinggi, sambil sekali-sekali menyebut-nyebut 'demi rakyat' atau 'kepentingan rakyat' keras-keras. Setelah selesai sambil meletakan gagang telepon dia berkata pada dua orang tamunya tsb.
"Nah, sekarang wawancara bisa kita mulai..."
Kedua orang itu tampak bingung dan berpandangan satu sama lain. Akhirnya salah satunya berkata: "Maaf pak..., kami datang kesini mau memasang saluran telepon bapak..."
***
Bahasa Indonesia vs Bahasa Silet Investigasi
(Dalam gaya berbicara Peni Rose)

Bahasa Indonesia: selingkuh
Bahasa Silet: goncangan kesetiaan cinta kini kandas sudah
Bahasa Indonesia: kangen
Bahasa Silet : sedang dilanda rasa rindu nan menggelora sehingga tak bisa tidur semalaman
Bahasa Indonesia: Galau
Bahasa Silet: Lara merundung menyesakkan dada, sungguh hanya kekasih pelipurnya
Bahasa Indonesia: kawin
Bahasa Silet: Erangan nafsu pemecah sukma di malam syahdu
Bahasa Indonesia: cantik
Bahasa Silet: raga nan indah bak intan permata bagaikan ratu cleopatra .
Bahasa Indonesia: Kangen mantan
Bahasa Silet: Hati masygul yang berderik laksana sungai kering mengungkung ikan-ikan penuh dahaga .
Bahasa Indonesia: kebelet boker
Bahasa Silet: desakan jiwa dan nurani menyemburatkan rona tertahan ingin bebas tapi tak berdaya dihadapan yang tercinta .
Bahasa Indonesia: Upil
Bahasa Silet: Butir-butir debu dalam rongga kehidupan
Bahasa Indonesia: ciuman
Bahasa Silet: 2 bibir bertaut merenda kasih saling berkatub seakan tak ingin lepas membuat jiwa menggelora penuh asa .
Bahasa Indonesia : bau jigong
Bahasa Silet: semerbak aroma menusuk sukma,nista tak tertertahankan menggetarkan tirani
Bahasa Indonesia: Ngantuk
Bahasa Silet: dua jendela hati yang tak kuasa menahan rasa menutup hari .
Bahasa Indonesia:nonton SM*SH
Bahasa Silet: termenung sejenak meresapi para pria nan elok mencolok membuat mata tercolok
Bahasa Indonesia: penggemar Justin Bieber
Bahasa Silet: perawan2 labil yg menggelinjang di depan panggung .
Bahasa Indonesia: lapar
Bahasa Silet: Erangan batin yang berkobar dalam rongga kenistaan hingga menjerit, menjalar asa kehampaan .
Bahasa Indonesia: kentut
Bahasa Silet: sekelebat nirwana yang memaksa batas norma
Bahasa Indonesia: abis boker
Bahasa Silet: setelah bergeming dg deru asa hingga bersimbah peluh akhirnya tergores senyum diwajah…

Sekian :D

Jumat, 04 Mei 2012

Let's Be Friend

Hai Hai Hai~!! *Tebar Tomcat (?)*
Eheheheheh, Maaf penulisnya emang agak.. Sarap :D #TersenyumBangga
Ini blog baru lho >:) #Trus? Uhuk. Jadi yaaa.. Gitu.
Ada beberapa peraturan.. eung.. bukan peraturan.. pesan + asal usul aja :3 #EmangMasalahBuatGue?
Satuuuuu~ *NunjukJariTelunjuk* #EmangPunya?
Blog ini entar isinya KEBANYAKAN CerPen dan CerBung. Gatau apa itu CerPen CerBung? NDESO! #DisiramLava. Pikir aja ndiri okay ;D Googling ngape! Mbah Google tau semuaaaanyaaaa~! xD Ini bener-bener ciri-ciri Mbahku :3 #DigetokTongkatSakti.
Duaaaaa~ 
Pemilik + Penulis + pengelola + admin + pembersih Blog ini cuma 2. Namanya Muna & Lala. Makanya, nama blognya Munafriella. Singkatan dari MUNA & AFRIELLA (Nama depan Lala). Dijamin seru kok. Penulisnya aja udah Gila. apalagi ceritanya nanti :) #NgakuSambilMegangMawar.
Sekalian Promosihhh :p FOLLOW Twitter + add FB Kita donk :D
Muna : @MuNaAuLaL (Ini anak dasarnya ribet. nama twitternya ikut ribett ._.v).
Lala / Afriella : @Afrielahh (Emang gak ribet kaya Muna, tapi LEBAY. aahhahaha xD).
Kalo FBnyaaaaaaa~ Beritau gak yaaaa~ ._.
Muna : Aulal Muna
Lala : Afriella Damafarditta
Tigaaaaa~
Oke. Cukup ya, segini duluuuuu~ :) #SiapaYangMauLagi? ._.
Have Fun aja di blog ini. Invite temen kamu kesini *hug.
Bubaaaaaaaaaaaaaaaayy~ :DD

Salam Manis Yang Paling Manis,
Munafriella.